cerita misteri di Gunung Lawu BatuLandak.id







cerita misteri di Gunung Lawu ~ Batulandak.id


cerita misteri di Gunung Lawu

Ini terjadi pada
awal tahun 2008. Ketika itu aku menjadi pemimpin regu dari 4 orang termasuk
diriku. 3 orang peserta pendakian kali ini adalah teman sepekerjaanku. Mereka
termasuk pemula yang tertarik mendaki gunung. Sejak awal , pendakian kali ini
memang terkendala sesuatu. Seolah gunung lawu enggan di kunjungi oleh kami berempat.
Awalnya mencari bus ke Solo dari Semarang memang mudah saja walau waktu itu
kita berempat memang sudah kesorean dari semarang. Sesampai di terminal Solo
kami berempat baru menyadari dan tahu kalau bus menuju Tawangmangu telah
berhenti beroperasi mulai menjelang maghrib. Waduh ini hambatan pertama. Lalu
sebagai ketua regu akupun berinisiatif bertanya tentang angkutan lain menuju Tawangmangu.
Setelah tanya sana sini , sedikit pencerahan kutemukan. Untuk menuju ke Tawangmangu
, kita-kita harus naik angkot ke Karang pandan. Dari Karang pandan bisa naik
ojek. Akhirnya karena waktu memang sudah semakin malam kamipun naik angkot ke
karang pandan.

Singkat cerita
kami berempatpun tiba diperempatan Karang pandan. Sialnya lagi , ojeknya gak
ada. Mereka semua seperti menghilang di telan bumi..hadeeehhh…di tengah ramai
lalu lalangnya kendaraan kami cukup lama menunggu di perempatan ini. Lalu
muncul ide dari salah satu temanku untuk mencari tumpangan. Kami pun berusaha
melambai pada truk-truk sayur yang memang dari tadi banyak melintas didepan
kami…dan alhamdulillah sebuah truk sayur tanpa muatanpun berhenti didepan
kami. Setelah memastikan arah tujuan truk ini , kamipun naik dengan suka
cita..hahaha

Namun truk ini ternyata
hanya sampai di atas Tawangmangu. Dan menurut pak sopir jam segitupun angkutan
menuju ke Cemoro Sewu dari Tawangmangu-pun tidak beroperasi
lagi…helllleeeeehhhh….terus piye kieeee…tapi kamipun tak ambil pusing.
Yang terpenting sampai Tawangmangu dulu!!!truk sayurpun akhirnya sampai dirumah
bapak sopir. Kamipun turun setelah mengucapkan terima kasih.

Nah ini dia
nehhh…karena tak ada angkot , yaaa mau bagaimana lagi….kamipun akhirnya
menuju ke Cemoro Sewu jalan kaki…ampun bokkkk…jalannya nanjak dan gelap
tanpa penerangan walaupun sudah beraspal…tapi kami berempat tetap enjoy ,
karena terasa benar-benar menyenangkan walaupun penuh perjuangan. Apalagi
pemandangan kota Solo terlihat bergemerlapan bermandikan cahaya disepanjang
jalan aspal menuju Cemoro Sewu. Jam 9 malam kami berempat tiba juga di Cemoro Sewu
dengan bermandikan keringat..lumayan buat pemanasan…

Setelah mendaftar
di base camp , sholat , dan istirahat sebentar ; kamipun langsung mulai
mendaki. Semua penuh semangat. Tapiiii…nah ini ada tapinya…menjelang pos 3
salah satu dari temanku mulai kelelahan dan mengajak untuk beristirahat. Ya
udah..akhirnya tenda pun didirikan disebuah tanah lapang. Dan masing-masing dari
kamipun terlelap di mimpi.

Lagi asik-asiknya
bermimpi bertemu cewek cantik , aku dikejutkan dengan suara alaram HP yang
menunjukan pukul 3 pagi. Aku langsung membangunkan teman teman yang lain walau
mereka semua engan untuk bangun. Dengan mata mengriyip , mereka semua bangun
dan mulai mengepack tenda ke tas carrier kembali bersiap untuk sun rise attack
sementara aku sibuk membuat mie instan dan kopi. Setelah kelar , kamipun tak
membuang waktu dan mulai melanjutkan perjalanan. Menjelang shubuh kami sampai
di pos 4. Ada satu keanehan di sini.aneh, banyak burung jalak menghampiri dan
hinggap di pohon-pohon sekitar pos 4 seolah menyambut kedatangan kami. Salah
satu burung jalak tiba tiba hinggap di jalan setapak menuju puncak. Burung ini
dihalau tidak mau terbang menjauh…cuma menyingkir sedikit. Ketika kami hendak
melanjutkan perjalanan lagi , burung jalak ini kembali hinggap di jalan didepan
kami. Burung ini mulai berjalan meloncat berapa loncatan kemudian berhenti
sambil menoleh ke arah kami. Kami pun berjalan , burung jalak ini pun ikut
berjalan melompat di depan kami seolah menuntun arah langkah kami. Ketika kami
tertinggal jauh , kembali burung ini berhenti dan menoleh ke arah kami
berempat. Ketika kami telah dekat , burung jalak inipun kembali berjalan
meloncat. Anehhh memang…mengingat burung ini liar. Menjelang pos 5 burung
jalak inipun terbang meninggalkan kami. Walau dalam sepanjang perjalanan ke
puncak Lawu burung ini masih mengikuti kami dengan terbang dari 1 pohon ke
pohon di sepanjang jalur ke puncak. Ada kepercayaan bahwa burung jalak yang ada
di Gunung Lawu merupakan penjelemaan patih dari penguasa Gunung Lawu. Kyai Jalak
demikian nama patih ini. Suatu kepercayaan diantara para peziarah Gunung Lawu
bahwa bila bertemu burung jalak saat menuju puncak Gunung Lawu pertanda suatu
keberuntungan dan hajat orang itu akan terkabul….

Setelah melewati
Sendang Drajad naik sebentar , akhirnya puncak Hargodumilah pun tergapai. Aku
dan temanku tak henti-hentinya bersyukur pada sang kuasa atas keberhasilan kami
ini. Tak lupa narsis menjadi agenda wajib di puncak ini. Setelah beristirahat
cukup lama. Kamipun akhirnya memutuskan untuk turun dari puncak. Jalur yang di
ambilpun kali ini berbeda dengan jalur naik , yaitu lewat jalur Cemoro Kandang.
Awalnya kami sempat nyasar ke Telogo Kemuning yang terletak di sebelah timur
dari puncak. Tapi atas petunjuk dari mbah-e kamipun mendaki lagi ke puncak dan
turun di Sendang Drajad.( mbah yang di maksud di sini orang lho , cuma pakaian
yang di kenakan mirip pendekar dan berwarna hitam…jadinya kami pun nenduga
beliau salah satu praktisi supranatural yang tengah menjalani ritual di puncak
Lawu ini). Di Sendang Drajad ini kami menemukan persimpangan jalur menuju ke Cemoro
Kandang. Turun dan turun tanpa masalah. Tapi selepas Sendang Inten , menuju Air
Terjun Pringgondani ; kami semua kebelet kencing. Kami berempat kencing di
semak-semak sekitar. Selesai melaksanakan hajat , kamipun melanjutkan
perjalanan

.

Entah ini perasaan
ku saja atau temanku mungkin juga melihat ini. Di atas kami sekelebat bayangan
hitam berulang kali melintas atas kami. Aku cuma diam saja tak membicarakan ini
dengan teman-teman. Keanehan kembali terjadi setelah kami berempat berjalan
beberapa meter. Kali ini bukan diriku saja yang melihat ini tapi teman ku yang
lain pun juga melihatnya. Di depan kami , sekitar beberapa meter ; pintu Base
Camp Cemoro Kandang terpampang. Kontan kami berempat kegirangan dan
berlomba-lomba menuju ke arah gapura. Tapi sungguh aneh…semakin kami mendekat
ke pintu gapura ini , kami tak kunjung sampai juga disana. Semakin kami
mempercepat langkah kami pintu gapura ini malah semakin menjauh. Sadar akan
keanehan ini , aku lantas berteriak dan menyuruh ketiga temanku untuk berhenti.
Kami pun berhenti dengan terengah-engah. Nafas masih memburu….kami lantas
beristirahat dan aneh…sekali lagi aneh…pintu gapura yang tetlihat di depan
mata kami menghilang di gantikan dengan rimbunnya pepohonan. Aku lantas
mengutarakan apa yang aku lihat ini kepada teman-temanku barang kali ini cuma
khayalanku. Mereka bertiga pun mengatakan telah melihat hal yang sama. Kamipun
bengong dan saling pandang. Entah itu apa , kenyataannya kami berempat melihat
hal yang sama. Kalaupun itu ilusi masa iya 4 orang bisa mengalami ilusi yang
sama. Akupun mulai berpikir , apakah ini ada keterikatanya dengan prilaku kami
yang buang air sembarangan tanpa  permisi. Hal ini lantas membuat para
penghuni disekitar jalur menjadi terusik.

Barangkali pendaki
yang tersesat atau jatuh ke jurang mengalami hal yang sama dengan yang kualami.
Mereka melihat sesuatu tapi begitu disambangi ternyata ia telah keluar jalur
pendakian atau lebih parah ternyata jurang yang dalam yang ada. Untung saja
kami tak mengalami hal yang sama dengan mereka dan masih diberi keselamatan.
Karena setelah berhenti dan berdoa , kami pun melanjutkan perjalperjalanan dan
tiba di basecamp Cemoro Kandang yang ternyata masih jauh dari tempat kami
melihat gapura gaib tadi…

Pengalaman ini
menjadi hal yang tidak bisa kulupakan dari sekian banyak pengalamanku mendaki
gunung. Yang jelas , ada baiknya pula kita tidak sembarang buang air ketika
mendaki gunung. Karena sebagaimana manusia , makhluk gaib pun akan marah jika
rumah mereka dikencing-i..


 

Tinggalkan komentar